Senin, 22 Mei 2017

Review Buku: Logika by Drs. H. Mundiri

Review/Resensi Buku Logika (Bab Definisi) by Mundiri
Berikut adalah hasil Review Buku saya atau Resensi dari Karya Drs. H. M. Mundiri yang Berjudul "Logika". Perlu di ingat bahwa Review singkat ini hanyalah pada Bab Definisi yang ada di dalam buku. Saya harap tulisan saya ini bermanfaat.


Judul Buku : Logika
Penulis : Drs. H. M. Mundiri
Penerbit : Rajawali Pers dan Badan Penerbitan IAIN Walisongo
BAB : Definisi

Definisi

Definisi disini ini bukan menjelaskan tentang sesuatu, tapi menjelaskan tentang definisi itu sendiri. Menurut saya penjelasan definisi di buku ini sedikit sulit ditangkap namun tetap bisa dimengerti, mungkin itu dikarenakan bahasa nya yang agak sulit untuk dicerna, contohnya adalah genera dan differentia. Memang sudah dijelaskan apa itu genera dan differentia, namun penjelasannya itu agak rumit, itu mungkin juga dikarenakan menggunakan istilah atau term yang asing. Namun, jika telah mengerti dan paham istilah-istilah tersebut dengan baik, keterangan-keterangan yang disampaikan penulis di buku bisa di mengerti dengan baik dan lancar.

Definisi menurut ekspektasi saya adalah penjelasan atau pengertian. Mungkin semua orang juga berpendapat seperti itu. Namun di balik pengertian tersebut, ada syarat-syarat dan unsur-unsur yang harus dipahami dalam membuat definisi. Kita harus mengerti apa itu jenis nya dan sifat-sifat pembeda nya. Kemudian masih terdapat patokan-patokan lainnya agar pembuatan definisi terhindar dari kekeliruan.

Masuk ke bagian ke 2 dari isi bab yaitu patokan dari membuat definisi. Bahasanya disini sangat familiar sehingga bisa ditangkap dengan baik apa maksud dari keterangan tersebut. Penjelasannya yang to the point dan dengan contoh yang mudah dimengerti menjadi poin tambah dalam bagian ini.

Mendefinisi adalah menyebut sekelompok karakteristik suatu kata sehingga kita dapat mengetahui pengertiannya serta dapat membedakan kata lain yang menunjuk objek yang lain pula. Apa itu karakteristik? Karakteristik adalah Genera (Jenis) dan Differentia (sifat pembeda). Jadi mendefinisi suatu kata adalah menganalisis jenis dan sifat pembeda yang dikandungnya. Mundiri disini mengutip dari seorang penulis dari luar negeri bernama Harold C. Martin. Hal ini membuat kita mengerti bahwa dibuku ini bukan hanya ditulis mengenai perspektif mundiri saja, namun dari berbagai sumber.

Dalam mendefinisi, kita harus mengerti apa jenis dan sifat pembeda yang dimiliki objek definisi tersebut. Jenis yang kita pilih adalah jenis yang terdekat, karena dengan menghadirkan sifat pembedanya kita langsung sampai pada pengertiannya. Jenis terdekat adalah nama umum yang langsung mencakup barang atau benda yang kita definisikan. Jadi jika ingin mendifinisikan”kursi” harus memulai dengan “tempat duduk”, merpati dengan “duduk”, setelah itu baru kita hadirkan sifat pembedanya. Disini saya sengaja tidak mengutip istilah Genera atau Differentia karena menurut saya jika tidak ada kata asing, kita dapat mudah memahami.

Patokan membuat definisi.
      1.      Definisi tidak boleh lebih luas atau lebih sempit dari konotasi kata yang didefinisikan
definisi terlalu luas misalnya: Merpati adalah burung yang dapat terbang cepat. (Banyak burung yang dapat terbang cepat bukan yang bukan merpati saja)
Definisi terlalu sempit misalnya: Kursi adalah tempat duduk yang dibuat dari Kayu. (banyak kursi yang tidak hanya dibuat dari kayu).
      2.      Definisi tidak boleh menggunakan kata yang didefinisikan. Definisi yang melanggar patokan ini disebut definisi sirkuler, berputar, atau tautology. Perlu diketahui bahwa tidak semua pengulangan melanggar patokan ini. Seperti di bawah ini:
Ilmu Ekonomi  adalah Ilmu yang mempelajari upaya manusia dalam mencapai kemakmuran. Pada contoh tersebut, kata “Ilmu” sudah dianggap diketahui, yang menjadi focus perhatian adalah kata “Ekonomi”
       3.      Definisi tidak boleh memakai penjelasan yang justru membingungkan. Jika melanggar, maka dinamakan definisi obscurum per obscurius.

       4.      Definisi tidak boeh menggunakan bentuk Negatif. Contohnya: Benar adalah sesuatu yang tidak salah. Namun bentuk negative diperbolehkan jika keadaan yang tidak mungkin dihindari. Seperti: Orang Buta adalah orang yang pengelihatannya tidak berfungsi. Tetapi selama masih bisa diusahakan, kita tidak boleh menggunakan bentuk negative.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About Us

Recent

Random